Mengoptimalkan agraria Indonesia sebagai negara agraris memerlukan pendekatan yang menyeluruh, melibatkan kebijakan, teknologi, pemberdayaan masyarakat, serta perlindungan terhadap sumber daya alam. Berikut adalah beberapa strategi utama yang bisa dilakukan:
1. Reforma Agraria yang Adil dan Berkelanjutan
- Redistribusi lahan: Menyediakan akses lahan yang legal dan adil kepada petani kecil dan masyarakat adat.
- Pemberdayaan petani: Lahan yang sudah diberikan harus diikuti dengan pendampingan, modal, dan pelatihan.
- Penyelesaian konflik agraria: Pemerintah harus menyelesaikan sengketa lahan yang masih banyak terjadi, terutama antara masyarakat dengan korporasi.
2. Modernisasi Pertanian
- Teknologi pertanian: Meningkatkan produktivitas melalui penggunaan alat modern, pertanian presisi, dan sistem irigasi cerdas.
- Riset dan pengembangan (R&D): Investasi pada bibit unggul, sistem tanam berkelanjutan, dan pengelolaan hama yang ramah lingkungan.
- Digitalisasi pertanian: Penggunaan aplikasi untuk informasi cuaca, harga pasar, dan manajemen usaha tani.
3. Pembangunan Infrastruktur dan Akses Pasar
- Infrastruktur dasar: Meningkatkan jalan tani, irigasi, gudang, dan fasilitas pasca-panen.
- Rantai pasok: Memperpendek rantai distribusi agar petani mendapat harga jual yang lebih adil.
- Ekspor dan diversifikasi produk: Mendorong produk pertanian Indonesia agar menembus pasar global dengan nilai tambah yang tinggi.
4. Pendidikan dan Regenerasi Petani
- Pendidikan vokasi pertanian: Memberikan pelatihan praktis dan kewirausahaan kepada generasi muda.
- Dukungan kepada petani milenial: Memberikan insentif dan akses teknologi bagi petani muda untuk tertarik menggeluti sektor ini.
5. Perlindungan Lahan Pertanian
- Perlindungan dari alih fungsi lahan: Membatasi konversi lahan subur menjadi perumahan, industri, atau tambang.
- Zonasi lahan pertanian berkelanjutan (PLP2B): Penetapan lahan abadi yang hanya boleh digunakan untuk pertanian.
6. Pemberdayaan Ekonomi Petani
- Koperasi dan BUMDes: Menguatkan posisi tawar petani melalui kelembagaan ekonomi lokal.
- Akses pembiayaan: Memberikan kredit usaha tani yang mudah dan terjangkau.
- Asuransi pertanian: Melindungi petani dari risiko gagal panen atau bencana.
7. Keberlanjutan dan Ketahanan Pangan
- Agroekologi dan pertanian ramah lingkungan: Mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida.
- Diversifikasi pangan lokal: Mengembangkan potensi pangan non-beras seperti sagu, singkong, jagung, dll.
- Cadangan pangan nasional: Memperkuat ketahanan melalui pengelolaan stok dan distribusi yang efektif.
